Kamis, 28 Januari 2016

Penghargaan dan Hukuman dalam Organisasi Perusahaan


         Penghargaan dan Hukuman  merupakan salah satu cara memotivasi individu atau orang yang dipimpin dalam sebuah organisasi atau individu. Salah satu sisi dari bentuk penghargaan dan hukuman adalah kompensasi bagi karyawan untuk menerimanya dan merupakan kewajiban bagi organisasi atau individu atas kerja yang telah dilakukan. Dengan demikian dengan suatu kebijakan tertentu, kebijakan penghargaan dan kebijakan hukuman akan dapat menjadi pendorong usaha bagi indiviu untuk mencapai prestasinya yang terbaik sesusai dengan tujuan yang diharapkan.Penghargaan dan Hukuman  menjadi bagian penting untuk perlu dipahami agar dapat memberikan hasil yang semakin meningkat bagi oganisasi.

   1. Jenis - Jenis Penghargaan dan Hukuman.

          1.   PENGHARGAAN

Dalam buku Manajemen Tenaga Kerja, Bedjo Siswanto memberikan pengertian tentang penghargaan, yaitu :
“Penghargaan pengakuan atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh seseorang akan merupakan motivator yang kuat. Pengakuan atas suatu prestasi, akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah” (Siswanto, 2000;245)

Sedangkan pengertian penghargaan menurut T.Hani Handoko (2000;167) adalah:
“Pemberian penghargaan dari perusahaan kepada pegawai yang karena prestasi, masa kerja dan pengabdiannya dapat dijadikan teladan bagi pegawai lainnya"

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penghargaan ialah pengakuan atas suatu prestasi, masa kerja, dan pengabdian seseorang agar menjadi motivasi dan teladan bagi orang yang lainnya.

Menurut Ahli
Terdapat jenis-jenis penghargaan yang dinyatakan oleh sejumlah ahi ternama salah satunya oleh Schuster(1987).Menurut Schuster penghargaan terbagi atas 2 jenis yaitu:

1.      Penghargaan Intrinsik (intrinsic rewards)
Menurut Schuster penghargaan intristik adalah penghargaan yang barasal dari respon individu terhadap pekerjaan itu sendiri, yaitu berasal dari transaksi seorang individu dengan tugasnya tanpa campur tangan pihak ketiga.
Menurut Ivancevich, Kanopaske dan Matteson (2006) penghargaan intrinsik dibedakan atas:
a) Penyelesaian (completion)
Kemampuan memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan atau proyek merupakan hal yang sangat penting bagi sebagian orang. Orang-orang seperti ini menilai apa yang mereka sebut sebagai penyelesaian tugas. Beberapa orang memiliki kebutuhan untuk menyelesaiakan tugas dan efek dari menyelesaiakan tugas bagi seseorang merupakan suatu bentuk penghargaan pada dirinya sendiri.
b) Pencapaian (achievement)
Pencapaian merupakan penghargaan yang muncul dalam diri sendiri, yang diperoleh ketika seseorang meraih suatu tujuan yang menantang.
c) Otonomi (autonomy)
Sebagian orang menginginkan pekerjaan yang memberikan hak untuk mengambil keputusan dan bekerja tanpa diawasi dengan ketat. Perasaan otonomi dapat dihasilkan dari kebebasan.
d) Pertumbuhan Pribadi
Seseorang yang mengalami pertumbuhan pribadi semacam itu bisa merasakan perkambangan didalam dirinya dan bisa melihat bagaimana kemampuannya dikembangkan.

2.    Penghargaan Ekstrinsik (extrinsic rewards)
Penghargaan ekstrinsik (ekstrinsic rewards) adalah suatu penghargaan yang datang dari luar diri orang tersebut. Penghargaan estrinsik menurut Schuster terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
1) Penghargaan finansial:
Disebut juga Pengharagaan Ekstrinsik Langsung yaitu penghargaan berupa uang atau imbalan yang diterima seseorang atas jerih payahnya dalam bentuk uang berupa gaji.
a) Gaji dan upah
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukanya sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan perusahaan atau dapat dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari sebuah perusahaan. Upah adalah imbalan yang dibayarkan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan.
b) Tunjangan karyawan
Seperti dana pensiun, perawatan di rumah sakit dan liburan. Pada umumnya merupakan hal yang tidak berhubungan dengan kinerja karyawan, akan tetapi didasarkan pada senioritas atau catatan kehadiran
c) Bonus/insentif
Adalah tambahan-tambahan imbalan di atas atau di luar gaji/upah yang diberikan organisasi

2) Penghargaan non finansial :
Didefenisikan sebagai penghargaan yang diberikan organisasi untuk karyawan yang tersebar untuk keanggotaan mereka. Program proteksi berupa sistem jaminan sosial, tunjangan keamanan sosial pensiun, kecacatan dan manfaat kompensasi kerja, medis dan manfaat rumah sakit, manfaat pensiun dan manfaat asuransi.
a) Penghargaan interpersonal
Atau biasa yang disebut dengan penghargaan antar pribadi, manajer memiliki sejumlah kekuasaan untuk mendistribusikan penghargaan interpersonal, seperti status dan pengakuan.
b) Promosi
Manajer menjadikan penghargaan promosi sebagai usaha untuk menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Kinerja jika diukur dengan akurat, sering kali memberikan pertimbangan yang signifikan dalam alokasi penghargaan promosi.


           2.  HUKUMAN

         Hukuman mengacu pada perilaku bila segera diikuti oleh presentasi atau oleh pencabutan atau penghentian rangsangan yang menurunkan tingkat perilaku dimasa depan (Azrin dan Holz, 1966). Hukuman(punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.

Jenis – Jenis Hukuman/Sanksi
Ngalim purwanto (1988) membagi sanksi (punishment) menjadi dua
macam yaitu :
1) Sanksi prefentif, yaitu sanksi yang dilakukan dengan maksud atau supaya
tidak terjadi pelanggaran. Sanski ini bermaksud untuk mencegah agar
tidak terjadi pelanggaran, sehingga hal ini dilakukannya sebelum 40
terjadi pelanggaran dilakukan. Contoh perintah, larangan, pengawasan,
perjanjian dan ancaman.

2) Sanksi represif yaitu sanksi yang dilakukan, oleh karena adanya
pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi sanksi itu terjadi
setelah terjadi kesalahan.


 2. Pentingnya Penghargaan dalam Organisasi.


       Penghargaan adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja yang telah dicapai” (Nugroho, 2006:5).  Menurut Henri Simamora(2004:514) “.Hukuman adalah insentif yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk dapat meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang kompetitif”. Dengan adanya pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemberian reward dimaksudkan sebagai dorongan agar karyawan mau bekerja dengan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson dalam Gania (2006:226) tujuan utama dari program penghargaan adalah:
a) Menarik orang yang memiliki kualifikasi untuk bergabung dengan organisasi
b) Mempertahankan karyawan agar terus datang untuk bekerja
c) Mendorong karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi



 3. Implikasi Penghargaan dan Hukuman pada Perusahaan.



         Dalam berorganisai misalnya, pemberlakuan metode Penghargaan  dan Hukuman merupakan hal yang penting untuk membentuk pribadi dari warga organisasi tersebut. Jika Hukuman menghasilkan efek jera, maka penghargaan akan menghasilkan efek sebaliknya yaitu ketauladanan, untuk membuat penghargaan dan hukuman dapat berjalan denga baik diperlukan nya konsistensi yang dapat menjamin bahwa penghargaan  yang diberikan haruslah bersifat konkrit (bermanfaat), dan Punishment yang diberikan bersifat keras dan tidak pandang bulu.
Secara teori, penerapan Penghargaan  dan Hukuman secara konsekuen dapat membawa pengaruh positif, antara lain:
·         Mekanisme dan sistem kerja di Suatu Organisai menjadi lebih baik, karena adanya tolak ukur kinerja yang jelas.
·         Kinerja individu dalam suatu Organisasi semakin meningkat, karena adanya sistem pengawasan yang obyektif dan tepat sasaran.
·         Adaya kepastian indikator kinerja yang menjadi ukuran kuantitatif maupun kualitatif tingkat pencapaian kinerja para individu Organisai.

       Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi seseorang, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Keduanya merupakan reaksi dari seorang pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan oleh bawahannya; hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk perbuatan baik. Melihat dari fungsinya itu, seolah keduanya berlawanan, tetapi pada hakekatnya sama-sama bertujuan agar seseorang menjadi lebih baik, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam bekerja.




 SUMBER


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar